n Acara Tingkeban

Minggu, 03 Mei 2015

Ragam Motif Kain pada Acara Tingkeban

By Unknown   Posted at  03.36   Tingkeban No comments
Ragam Motif Kain pada Acara Tingkeban - Sebagai informasi, kain yang di pakai pada upacara berganti busana memiliki beberapa pilihan motif yang semua nya dapat dimaknai secara baik:

1. Wahyu Temurun
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu mendekatkan diri pada Allah SWT dan selalu mendapat perlindungan Nya.



2. Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir akan selalu mendapatkan cinta dan kasih oleh sesama dan memiliki sifat belas kasih.



3. Sido Mukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir memiliki sifat berwibawa dan di segani oleh sekelilingnya



4. Truntum

Maknanya agar keluhuran budi kedua orang tua menurun pada sang bayi



5. Sido Luhur

Maknanya agar bayi yang akan lahir akan memiliki sifat berbudi pekerti luhur dan sopan santun



6. Semen Romo

Maknanya agar bayi yang dilahirkan memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta kasih Rama dan Sinta kepada rakyatnya.



7. Sido Dadi

Maknanya agar bayi yang di lahirkan kelak akan selalu sukses dalam hidupnya



8. Babon Anggrem

Maknanya berisi harapan agar calon ibu dapat melahirkan secara normal dan lancar.



9.Sido Derajat

Maknanya agar bayi yang dilahirkan mendapat derajat yang baik dalam hidupnya.



(Acara Tingkeban)

Susunan Acara Tingkeban

By Unknown   Posted at  03.27   Tingkeban No comments
Susunan Acara Tingkeban - Upacara Tingkeban (Tujuh Bulanan) adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa, upacara ini disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang arti nya tujuh, upacara ini dilaksanakan pada usia kehamilan tujuh bulan dan pada kehamilan pertama kali.Upacara ini bermakna bahwa pendidikan bukan saja setelah dewasa akan tetapi semenjak benih tertanam di dalam rahim ibu. Dalam upacara ini sang ibu yang sedang hamil di mandikan dengan air kembang setaman dan di sertai doa yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan YME agar selalu diberikan rahmat dan berkah sehingga bayi yang akan dilahirkan selamat dan sehat.

1. Tata Cara pelaksanaan Acara Tingkeban

Siraman yang di lakukan oleh para sesepuh sebanyak 7 orang termasuk ayah dan ibu wanita hamil serta suami dari calon ibu. Siraman ini bermakna memohon doa restu agar proses persalinan lancar dan anak yang akan dilahirkan selamat dan sehat jasmani dan rohani. Sebaiknya yang memandikan adalah orang tua yang sudah mempunyai cucu.


Setelah siraman selesai, dilanjutkan dengan upacara memasukan telur ayam dan cengkir gading. Calon ayah memasukan telur ayam mentah ke dalam sarung/kain yang di kenakan oleh calon ibu melalui perut sampai pecah kemudian menyusul kedua cengkir gading di teroboskan dari atas ke dalam kain yang di pakai calon ibu sambil di terima di bawah oleh calon nenek dan kelapa gading tersebut di gendong oleh calon nenek dan di letak kan sementara di kamar. Hal ini merupakan symbol harapan semoga bayi akan lahir dengan mudah tanpa ada halangan.


2.Upacara Ganti Pakaian pada Acara Tingkeban

Calon Ibu mengenakan kain putih sebagai dasar pakaian pertama, kain tersebut melambangkan bahwa bayi yang akan di lahirkan adalah suci dan mendapat berkah dari Tuhan YME. Calon Ibu berganti baju 6 kali dengan di iringi pertanyaan “ sudah pantas belum?”, dan di jawab oleh ibu ibu yang hadir “ belum pantas” sampai yang terakhir ke tujuh kali di jawab “ pantas”.

Setelah selesai mengenakan kain dan kebaya sebanyak 7 kali, dilaksanakan pemutusan benang lawe atau janur yang di lingkarkan di perut calon ibu, di lakukan oleh calon ayah dengan maksud agar bayi yang di kandung akan lahir dengan mudah. Klik untuk informasi Ragam Kain pada Acara Tingkeban.

3.Upacara Angrem pada Acara Tingkeban

Setelah upacara ganti busana Calon ibu duduk di atas tumpukan baju dan kain yang tadi habis di gunakan. Hal ini memiliki symbol bahwa calon ibu akan selalu menjaga kehamilan dan anak yang di kandungnya dengan hati hati dan penuh kasih sayang. Calon Ayah menyuapi calon Ibu dengan nasi tumpeng dan bubur merah putih sebagai symbol kasih sayang seorang suami dan calon ayah.



4.Upacara Mecah Kelapa pada Acara Tingkeban

Kelapa gading yang tadi di bawa ke kamar, kembali di gendong oleh calon nenek untuk di bawa keluar dan di letak kan dalam posisi terbalik (gambar tidak terlihat) untuk di pecah, Kelapa gading nya berjumlah 2 dan masing masing di gambari tokoh Wayang Kamajaya dan Kamaratih. Calon ayah memilih salah satu dari kedua kelapa tersebut.



Apabila calon ayah memilih Kamajaya maka bayi akan lahir Laki laki, sedangkan jika memilih Kamaratih akan lahir perempuan ( hal ini hanya pengharapan saja, belum merupakan suatu kesungguhan)


5. Dodol Rujak Acara Tingkeban

Pada upacara ini, calon ibu membuat rujak di dampingi oleh calon ayah, para tamu yang hadir membeli nya dengan menggunakan kereweng sebagai mata uang. Makna dari upacara ini agar kelak anak yang di lahirkan mendapat banyak rejeki dan dapat menghidupi keluarga nya.




(Acara Tingkeban)

Hikmah Acara Tingkeban

By Unknown   Posted at  03.18   Tingkeban No comments
Hikmah Acara Tingkeban - Sudah menjadi hal yang lumrah, bila kehadiran buah hati adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh pasangan suami istri, sehingga ketika sang istri tercinta hamil mereka mengadakan acara-acara tertentu demi kebaikan sang buah hati, diantaranya: acara 3 bulanan (neloni; Jawa) 4 bulanan (ngupati:Jawa) dan 7 bulanan (mitoni: Jawa).



Secara khusus tidak ditemukan dasar dalam syariat. Hanya saja, dalam fikih disampaikan bahwa apabila dalam kegiatan tersebut tidak terdapat hal-hal yang dilarang agama bahkan merupakan kebajikan seperti sodaqoh, qiro'atul Qur'an dan sholawat kepada Nabi serta tidak meyakini bahwa penentuan waktu itu adalah sunnah, maka hukumnya diperbolehkanTerkait hal diatas maksud dan tujuannya adalah bersyukur dan berdo’a kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Adapun landasannya sbb:

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ

“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanyaa menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS. Al-A’raf: 189)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ فِى ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحُ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعَ كَلِمَاتٍ بَكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ

“Sesungguhnya penciptaan salah seorang di antara kalian dihimpun di dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa air mani, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu sama, kemudian menjadi segumpal daging juga dalam waktu yang sama. Setelah itu, malaikat diutus untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk mencatat empat perkara: mencatat rezekinya, ajalnya, perbuatannya, dan celaka ataukah bahagia. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kehamilan adalah periode yang didambakan oleh seorang istri di dalam berumahtangga (pasca menikah). Karena proses kehamilan merupakan fase yang harus dilalui untuk menghadirkan anak di dalam keluarga. Di atas telah disebutkan hadits-nya tentang proses janin di dalam perut ibu hamil sesuai dengan sabda Rasulullah Saw.

Hadits tersebut di atas menjelaskan proses kejadian manusia:

• 40 hari pertama berupa nutfah atau cairan kental,
• 40 hari kedua menjadi ‘alaqah atau segumpal daging,
• 40 hari ketiga menjadi mudhghah atau segumpal daging.

Proses di atas apabila dihitung berdasarkan bulan sama dengan 4 bulan atau 120 hari. Dan pada bulan ke-4 seperti itu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus malaikat guna meniupkan ruh ke dalam janin yang terdapat di rahim ibunya. Dan momen ini seringkali diperingati oleh masyarakat Islam dengan sebutan 4 bulanan.

Beberapa hal yang menjadi landasan peringatan 4 bulan kehamilan, antara lain:

1. Sebagai tanda syukur seorang hamba kepada tuhannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan anugerah dengan memberikan amanah berupa seorang buah hati, anak.
2. Sebagai pendidikan prenatal (pendidikan sebelum lahir) bagi janin yang mulai hidup atau mulai diberi ruh, yang kelak bertujuan agar sang buah hati menjadi anak yang shaleh/shalehah, faham agama, serta menjadi anak yang mencintai dan mengamalkan Al-Quran.

Niat baik inipun harus disertai dengan cara-cara peringatan yang baik. Artinya peringatan 4 bulanan diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Quran serta memanjatkan doa yang baik. Bukan sebaliknya; melakukan ritual atau peringatan yang jauh dari nilai-nilai keislaman semisal mandi kembang tujuh rupa atau membuat rujak yang ditukar dengan uang dari genting meskipun untuk tujuan simbolik.

Di saat mengadakan syukuran 4 bulanan, ayat Al-Quran yang dibaca tidak terikat. Ayat apa saja selama bersumber dari Al-Quran, semuanya baik untuk dikumandangkan (dibaca). Namun apabila ingin lebih spesifik dalam pembacaan ayat suci alquran ketika syukuran 4 bulanan; dianjurkan untuk membaca surat Luqman yang berkisah tentang pendidikan (surat nomor 31) tujuannya tentu saja mengambil ibrah dari isi ayat surat tersebut. Khususnya surat 12 hingga 19 yang berkisah tentang seorang ayah yang bernama Luqman kepada anaknya dengan pendidikan aqidah atau keimanan, pendidikan ibadah, serta pendidikan akhlak.

Jangan lupa untuk senantiasa memanjatkan doa yang baik untuk masa depan anak kita. Kita memohon kepada Allah agar ditentukan rezeki yang halal, luas, berkah, dan mudah dalam meraihnya. Serta agar anak kita diberikan umur yang berkah; senantiasa dalam ketaatan, dan mampu memberikan manfaat kepada orang lain, tidak menjadi orang yang pelit baik harta dan ilmu dan dimatikan dalam keadaan khusnul khatimah.(Acara Tingkeban)

Tradisi Tingkeban dalam Komunitas Muslim Jawa

By Unknown   Posted at  03.14   Tingkeban No comments
Tradisi Tingkeban dalam Komunitas Muslim Jawa - Setiap masyarakat memiliki tradisi (adat) tertentu yang berbeda dengan tradisi pada masyarakat yang lain. Khususnya, pada masyarakat di Desa Sidomulyo yang mayoritas penduduknya adalah suku Jawa dan beragama Islam memiliki tradisi (adat) Jawa yang masih cukup kental, baik dalam persoalan tatacara perkawinan, tradisi kematian, tujuh bulanan (tingkeban/mitoni) dalam masa kehamilan, tradisi kelahiran dan lain-lain. Dalam penelitian ini, penulis khusus mengkaji proses tradisi (adat) Jawa di Sidomulyo mengenai tujuh bulanan (tingkeban/mitoni).



Bagi masyarakat Jawa di Desa Sidomulyo, aturan adat masih diperpegangi dan menjadi acuan dalam bersikap atau berprilaku atau disebut budi pekerti Jawa. Budi pekerti Jawa adalah fenomena hati atau bathin secara sadar orang Jawa yang terpantul ke dalam tindakan. Dengan demikian, budi pekerti Jawa berarti kesadaran total tentang dunia bathin kejawaan dan praktek kejawaan. Dari makna semacam ini, dapat dikemukakan bahwa budi pekerti Jawa merupakan watak dan perbuatan orang Jawa sebagai perwujudan hasil pemikirannya. (Baca Susunan Acara Tingkeban)

Makna semacam itu, tidak jauh berbeda dengan pandangan Ki Hajar Dewantara bahwa budi pekerti adalah merupakan prilaku seseorang yang didasarkan kepada kematangan jiwanya. Kematangan jiwa akan melahirkan budi pekerti yang luhur. Budi pekerti luhur artinya sikap dan prilaku seseorang di samping di dasarkan kematangan jiwa (internal/daridalam) juga diselaraskan dengan qaedah social yang berlaku di masyarakat sekitarnya (eksternal/dari luar). Pendek kata orang yang berbudi pekerti luhur dalam bertindak akan menggunakan perasaan, pemikiran dan dasar pertimbangan yang jelas. Jelas, artinya ada bingkai yang mengatur dan tidak ngawur semaunya sendiri serta berdasarkan akal sehat.

Jadi, budi pekerti Jawa dengan sendirinya merupakan akumulasi dari cipta rasa-karsa orang-orang Jawa yang diaktualisasikan ke dalam sikap, kata-kata, dan tingkah laku seseorang. Budi pekerti Jawa ini akan menggambarkan tabiat, watak, akhlak, dan moral, sekaligus mencerminkan sikap bathin seseorang. Sikap bathin ini yang akan tercermin dalam tingkah laku seseorang. Pencerminan bathin tersebut dalam wawasan religius disebut akhlakul karimah (sikap dan tindakan yang mulia), sedangkan dalam budaya Jawa disebut budi pekerti luhur. Orang Jawa yang berbudi pekerti luhur, pada dasarnya sikap dan prilakunya akan dilandasi pertimbangan baik dan buruk, kemudian memilih ke hal baik untuk dijalankannya.

Sebagaimana wawancara penulis dengan para sesepuh adat di Desa Sidomulyo, salah seorangnya adalah Bapak Pardi yang mengatakan bahwa orang Jawa yang masih melakukan tradisi (adat) Jawa atau yang masih berprilaku sebagaimana budi pekerti orang Jawa, maka ia akan selalu melakukan kebaikan. Apalagi, agamanya Islam maka apa yang dia lakukan tidak akan bertentangan dengan ajaran agama Islam. Sebab, aturan dalam adat istiadat Jawa memiliki muatan-muatan nilai yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan, dalam setiap tradisi (adat) Jawa mengandung filosofis yang berkesesuaian dengan ajaran agama Islam itu sendiri. Seperti dalam tradisi tujuh bulanan (tingkeban/mitoni), mengandung nilai pengajaran hidup yang luar biasa dan tradisi ritual masyarakat Jawa ini tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.(Acara Tingkeban)

Ceklis Ibu Hamil 7 Bulan

By Unknown   Posted at  03.09   Tingkeban No comments
Ceklis Ibu Hamil 7 Bulan - Menjelang usia hamil 7 bulan, semua persiapan harus sudah matang. Ceklis ini bukan hanya berisi daftar barang, tetapi juga informasi yang harus dipelajari.


Ketika kehamilan sudah hampir menginjak usia 7 bulan, tentunya kita sudah tidak sabar menunggu hari H-nya tiba. Apa saja yang perlu kita persiapkan? Inilah ceklis untuk membantu ibu hamil 7 bulan supaya tidak ada yang ketinggalan.

1) Acara 7 Bulanan, atau Baby shower

Acara ini bukan keharusan. Ada keluarga yang melakukannya, dan ada pula yang tidak melakukannya, dan bentuk acaranya tergantung adat masing-masing. Ada yang melalukan upacara 7 bulanan, ada juga yang menyelenggarakan baby shower. Tentunya acara apapun yang akan dilakukan butuh persiapan juga. Acara ini berupa kumpul-kumpul teman atau keluarga untuk menyambut kedatangan si bayi. Di acara ini, tamu-tamu memberikan kado yang dapat digunakan untuk si bayi.  Ada bagusnya juga acara ini dilakukan ketika hamil 7 bulan, sehingga bumil sudah tahu perlengkapan apa yang tidak perlu dibeli lagi. Selain ada makanan, acara ini juga diselingi dengan permainan-permainan yang lucu.

2) Perlengkapan untuk dibawa ke rumah sakit

Sudahkan menyiapkan 1 tas khusus untuk perlengkapan di rumah sakit? Siapkanlah sejak sekarang, karena hari H datang mendadak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

3) Perlengkapan untuk bayi

Mungkin ini sudah dilakukan sejak sebelumnya, tetapi tidak ada salahnya diperiksa kembali. Karena semakin besar perut bumil, semakin sulit untuk bergerak sana sini untuk berbelanja.

4) Tempat bayi tidur

Apakah akan menggunakan ranjang bayi? Bila ya, akankah ditempatkan di kamar sendiri atau bersama ayah ibu? Sudahkan semuanya siap, termasuk faktor kenyamanannya? Ceklah apakah kawat nyamuk ada yang berlubang di kamar itu? Apakah ranjang bayi dalam kondisi bayi dan aman?

5) Membaca tentang berbagai alternatif persalinan

Walaupun sebelum hamil 7 bulan ibu sudah punya rencana ingin bersalin dengan cara yang dipilih, sebaiknya bacalah dan carilah informasi mengenai beberapa hal ini : persalinan secara normal, operasi caesar, induksi, hypnobirthing. Tujuannya adalah mempersiapkan diri bila ternyata pada detik-detik terakhir dokter menyarankan persalinan yang di luar rencana karena alasan medis.


6) Membaca tentang bayi prematur

Kita semua ingin kelahiran bayi kita berjalan lancar pada bulan ke-9. Namun tidak ada salahnya sebelum hamil 7 bulan bumil sudah membaca tentang bayi prematur, untuk berjaga-jaga bila pengetahuan ini dibutuhkan. Bila ternyata bayi lahir prematur, bumil sudah tidak ada waktu lagi untuk membaca. Jadi mulailah sejak sekarang.

7) Membaca tentang teknik pernafasan

Teknik pernafasan sangat penting dalam proses melahirkan secara normal. Baca dan praktekanlah, dan mintalah saran atau informasi dari kerabat yang pernah melahirkan secara normal.

8)  Memendekkan rambut

Bagi sebagian ibu yang hamil 7 bulan, inilah saat tepat untuk potong rambut supaya tidak ribet ketika melahirkan. Lagipula, dengan perut yang sudah besar, bumil lebih praktis dengan rambut pendek. Keramaspun jadi lebih gampang dan cepat kering.

9) Membaca tentang cara mengatasi rasa sakit

Bacalah tentang berbagai cara mengatasi rasa sakit menjelang persalinan, misalnya epidural dan cara alami seperti berendam di air hangat. Baca juga tentang berbagai posisi yang nyaman dan bagaimana suami dapat membantu mengurangi rasa sakit. Persiapkan bekal informasi ini sebaik mungkin.

10) Relaksasi dan bersenang-senang

Ya, ini penting sekali, karena menurut pengalaman semua bumil, setelah bayi lahir kita sudah tidak punya waktu untuk melakukannya lagi, setidaknya untuk beberapa bulan setelah bayi lahir. Lakukanlah selagi ada kesempatan, hamil 7 bulan adalah waktu yang tepat untuk melakukannya,

Masih ada lagi? Silakan beri komentar di bawah ini ya..(Acara Tingkeban)

Back to top ↑
Connect with Us

Hubungi Kami

Ibu Hj. Suhartiningsih

Terra Griya B-9
Jalan Raya Semplak, Bogor

Hp : 0821-1397-7536
WA : 0817-20-5958

Email : rias.pengantin.bogor@gmail.com

Total Tayangan Halaman

Lokasi Kami

© 2013 Acara Tingkeban. Distributed By Blogger Themes | WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.